Warung Kopi Lelet yang Kontroversial
Ngopi di warung kopi lelet sudah menjadi sebuah rutinitas
yang menyenangkan bagi para warga Rembang, terutama bagi seorang pria.
Kebiasaan ini tidak mengenal batas waktu. Dari jalan jalan sempit, jalan
protokol hingga kantin kantor pemerintahan dapat anda temui berbagai aktifitas
di warung kopi lelet.
Warung kopi lelet ini menjadi tempat orang orang berleha
leha “meyibukkan” diri dengan beberapa cangkir kopi selama berjam jam.
Bagi anak sekolah dan mahasiswa tempat ini pun dijadikan
sebagai tempat “Pelarian”.
Karena hal tersebut warung kopi lelet sering dipandang
miring, namun disisi lain warung kopi lelet ini membantu ekonomi ratusan rumah
tangga yang menjadikannya sebuah industri di kabupaten Rembang ini.
Berkembangnya warung – warung kopi lelet seiring sejalan
dengan pertumbuhan tempat penggilingan kopi yang mampu memproduksi tidak kurang
dari 30kg kopi setiap harinya. Bisa kita cermati sendiri berapa besar
keuntungan yang dapat diraup dengan penjualan kopi seharga Rp 2000 – Rp 2500
per gelas.
Kopi lelet merupakan perpaduan seduhan kopi gilingan tangan
dengan takaran gula yang pas menjadikan kopi dengan ramuan yang sangat tepat
untuk dinikmati sambil bersantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar