Filosofi Kopi , Kopi, Cangkir dan Kehidupan
Bicara tentang filosofi kopi, kopi tidak sedikit orang yang menyukai
minuman berasa pahit ini. Dari anak muda hingga orang tua. Tidak hanya
dipinggir jalan, kedai kopi pun semakin beragam hingga bermunculan di mall mall
besar. Kedai kopi telah menjadi trend dan tempat berkumpulnya suatu komunitas
untuk sekedar bersilaturahmi hingga urusan bisnis.
Selera tiap orang dalam menikmati kopi berbeda-beda. Apakah
itu kopi hitam, kopi susu, coffee latte, capuccino, kopi tubruk, dan lain-lain.
Ada juga penikmat kopi panas ataupun dingin, kopi pahit atau manis. Semua
tergantung selera masing-masing. Yang pasti, pada dasarnya kopi memiliki aroma
dan rasa yang khas, tidak terpengaruh oleh cangkir atau gelasnya.
Berikut kita akan membahas sekilas tentang filosofi kopi,
Ketika orang-orang dipersilakan untuk memilih cangkir kopi yang akan mereka
gunakan, mereka cenderung memilih cangkir yang bagus. Sementara yang tersisa
adalah cangkir yang murahan dan tidak menarik. Secara otomatis kita akan membandingkan
cangkir yang kita pegang dengan cangkir orang lain. Pikiran terfokus pada
cangkir, padahal yang kita minum adalah kopinya.
“Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya,
tetapi seberapa bagus kualitas kopinya. Hidup kita seperti kopi. Cangkirnya
adalah pekerjaan, jabatan, dan harta yang kita miliki”
Kita terlalu sibuk melihat “cangkir” orang lain, padahal kita
sedang meminum “kopi” yang sama. Kualitas hidup seharusnya bukan berdasakan
seberapa tinggi jabatan dan seberapa banyak harta yang kita miliki. Selama bisa
mensyukuri apa yang kita miliki, tidak akan pernah ada kata kekurangan ataupun
protes apalagi korupsi. Semoga para pejabat yang menduduki kursi jabatan tinggi
negeri ini mengerti akan filosofi kopi sehingga bisa selalu bersyukur dan tidak
ada lagi korupsi di negeri kita tercinta, Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar